Cara bicara pada anak
Anak-anak sering tidak tampak antusias untuk mendengarkan apa
yang dikatakan orang tua mereka. Ini, tentu saja, bisa sangat
menjengkelkan bagi orangtua dan situasi dapat dengan cepat berubah
menjadi konfrontasi yang "hangat". Anda pun mengeluarkan mantra sakti
dengan nada tinggi, "Nak, dengarkan omongan ibu, dong!". Anak
prasekolah umumnya memang sudah bisa memahami perkataan orang lain
dengan baik. Tapi jika anak merespons hanya untuk hal-hal yang
menguntungkan dirinya saja, lantaran karena mereka masih memiliki sifat
egosentris. Ini menjawab mengapa anak 3-5 tahun tak melulu mau mendengar
perkataan orangtua.
LIHAT SITUASI DAN KONDISI
Jadi bagaimana dong biar si prasekolah mau mendengarkan kita? Berhubung
anak hanya mau mendengar hal yang menurutnya menyenangkan, cara kita
menyampaikan isi pesan perlu diubah sehingga tak terkesan memerintah,
menyuruh, menegur, ataupun melarang. Coba saja pada anak yang sedang
asyik nonton teve, mana mau dia mendengarkan permintaan kita untuk
mematikan teve, karena itu mengganggu kesenangannya.
Jadi? Yuk kita bersama-sama belajar bagaimana berbicara dengan si
prasekolah. Berikut kiat-kiat yang disarankan psikolog Sritje H. Hikmat,
Psi :
* Ketahui kemampuan pemahamannya
Misal, orangtua bertanya, "Kenapa kamu melakukan itu?" Barangkali akan
lebih enak bila mengatakan, "Ibu ingin tahu apa yang baru kamu lakukan
itu." Kalimat yang bernada menghakimi, mengancam, atau bahkan menuduh,
membuat anak terpojok. Ketimbang bilang, "Kamu harus tidur siang," coba
katakan, "Kamu, kan, sejak pagi capek main. Sepertinya, sih, sekarang
enakan tidur siang deh." Hindari berkata, "Kamu harus membereskan
mainan," gantilah dengan, "Yuk, ibu bantu kamu untuk membereskan
mainanmu."
Jangan ucapkan kalimat bertanya yang mendorong anak berkata tidak.
Misal, "Mau enggak kamu membereskan mainanmu?" Tapi cukup katakan,
"Sayang deh kalau mainanmu berantakan di mana-mana. Kita bereskan yuk!"
Ingat, anak tak mau diperintah. Daripada mengatakan, "Awas, makan jangan
sampai berantakan, ya. Habis makan, taruh piring di tempat cucian,"
lebih baik ucapkan, "Sayang, coba di mana sebaiknya kamu menyimpan
piring ini?" Dengan begitu, anak juga belajar untuk berpikir mencari
solusi.
Berbicaralah dengan kalimat-kalimat yang tak sekadar menjurus pada jawaban ya atau tidak. Contoh, "Senang di sekolah tadi?" alternatif yang lebih bijak adalah, "Tadi main apa yang seru di sekolah?" Setelah itu, bicarakan topik-topik yang menarik bagi si prasekolah.
* Gunakan kalimat pendek
Kata-kata yang diucapkan sebaiknya pendek atau sederhana. Tidak terlalu
berpanjang-panjang apalagi berbelit-belit. Sesekali perhatikan bagaimana
si prasekolah berkomunikasi dengan teman sebayanya. Cermatilah caranya.
Bila anak memperlihatkan gejala bahwa dirinya tak berminat diajak
ngobrol , boleh jadi itu karena ucapan kita tak dipahaminya entah karena
bertele-tele, atau karena berupa kalimat-kalimat perintah dan melarang.
Semakin kita bertele-tele, maka anak akan semakin menutup telinganya.
* Posisi badan sejajar
Posisikan badan kita sejajar dengan tinggi badan si prasekolah dan
jangan terlalu jauh darinya. Dengan begitu, perhatian anak bisa lebih
mudah terfokus dan menangkap pesan atau dialog yang dilontarkan
orangtua. Jika anak terlihat tidak memerhatikan, sentuhlah dia untuk
menarik perhatiannya. Sikap itu menunjukkan keseriusan kita dalam
berkomunikasi. Kalau perlu, dekap anak saat kita mengajaknya berbicara.
Jarak yang jauh atau kesibukan Anda pada kegiatan tertentu membuat alur
komunikasi takkan sampai dengan baik. Umpama, Anda bicara kepada anak
sambil membaca koran di ruang tamu atau menonton teve. Tentu anak merasa
dirinya tidak dianggap penting, omongan kita pun tidak dianggapnya
penting. Akhirnya anak tidak menangkap pesan yang dimaksud.
* Kontak mata
Adanya kontak mata juga menandakan kita bersungguh-sungguh terhadap apa
yang diucapkan. Dengan menatap matanya, anak pun merasa mendapat
perhatian dan keberadaannya begitu penting. Teguran kitayang sebaiknya
disampaikan dengan kalimat-kalimat positifdengan begitu akan dianggap
penting juga oleh anak. Misalnya, dalam rangka menegur perbuatan
salahnya. Kontak mata pun tetap diperlukan manakala orangtua dan anak
berdialog biasa, memberi perintah, atau menanyakan sesuatu.
* Momen yang tepat
Tunggu momen yang tepat. Perhatikan, apakah anak sedang asyik dengan
kegiatannya? Kalau ya, mungkin percuma saja mengajaknya bicara. Lebih
bijak kalau kita tunggu dulu sejenak, sampai setidaknya ia tak
sibuk-sibuk amat atau sudah menyelesaikan aktivitasnya. Kadang, sulit
mengalihkan perhatian anak dari hal yang sedang ditekuninya. Kalau dia
sedang asyik main mobil-mobilan, jangan langsung diinterupsi. Mulailah
dengan pendekatan dulu agar anak tak merasa kegiatannya diganggu atau
tak dipaksa menimpali omongan kita. Apalagi kalau yang dikatakan
orangtua berupa perintah atau larangan. Beri waktu beberapa menit
sebelum meminta anak melakukan sesuatu. Contoh, "Nak, kalau jarum jam
yang pendek menunjuk angka 12, kamu makan ya. Setelah makan, kamu boleh
main lagi." Dengan begitu si prasekolah relatif tak merasa aktivitasnya
terganggu. Lagi pula, dengan cara itu anak memiliki persiapan ketika
harus menghentikan kegiatannya.
* Minta Tolong
Berbicaralah kepada anak dengan cara seperti yang kita harapkan jika
orang lain berbicara kepada kita. Jika hendak minta bantuan, yang
pertama kali harus diucapkan adalah "tolong", bukan? Niscaya anak tak
merasa dipaksa saat diperintah. Sekaligus orangtua juga mengajari anak
untuk bersikap santun.
* Beri contoh
Ajarkan bagaimana pentingnya mendengarkan. Jika anak merasa dirinya
didengar, maka ia pun akan belajar mendengarkan kita. Berilah contoh
atau teladan yang baik dengan memberi perhatian yang tulus saat si
prasekolah berbicara. Dengan contoh konkret, anak akan menyerap dan
meniru bagaimana menjadi pendengar yang baik.
* Lakukan bersama
Saat melihat mainan si prasekolah begitu berantakan, takkan efektif bila
kita hanya menyuruhnya membereskan semua. Alangkah bijak bila kita
mengajaknya "Kak, ayo kita beresin mainannya." Dengan begitu, unsur
perintah lebih tersamar. Sekali lagi, anak membutuhkan contoh konkret
dari orangtua. Bukan tidak mungkin, di kemudian hari, anak akan mau
melakukan yang kita harapkan tanpa menunggu disuruh. Langkah ini juga
memupuk sikap mandirinya, sekaligus mengajarkan bagaimana menjalin kerja
sama. Dengan bahu-membahu, maka pekerjaan akan lebih cepat selesai.
* Sesekali bersikap tegas
Bersikap selalu lembut sebenarnya kurang baik juga bagi perkembangan si
prasekolah. Agar anak bisa taat aturan, sikap tegas juga perlu
ditunjukkan. Misalnya saat anak melakukan ketidakdisiplinan, tak ada
salahnya ditegur. "Kakak, ini sudah waktunya mandi. Ayo matikan
tevenya." Sikap tegas berarti mengatakan apa yang perlu/harus dilakukan
dengan nada bicara yang datar namun jelas. Dengan bersikap tegas, anak
akan merasa segan pada orangtua sehingga tak mau lagi melanggar aturan.
* Kenali karakter
Satu hal yang tak kalah penting, kenali karakter si prasekolah untuk
menemukan gaya berkomunikasi yang pas dengannya. Anak yang cenderung
pemalu atau pasif memang biasanya lebih cuek ketimbang anak yang
terbuka atau aktif. Orangtua yang sehari-hari berhadapan dengan anaknya
diharapkan mau lebih jeli mencoba gaya bicara yang paling efektif untuk
masing-masing karakter. Sesekali mungkin Anda lepas kontrol, kembali ke
gaya lama atau cenderung emosional menghadapi anak yang cuek . Tidak
mengapa, tapi ubahlah segera gaya bicara Anda sebelum anak menutup
telinganya rapat-rapat. Selamat mencoba!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengenai Saya
- BUNDA
- Selamat datang dan terima kasih telah berkunjung ke bundabundaku. Berawal dari pengalaman mengurus anak dan suami tercinta kebetulan saya gemar membaca dan menulis' kata lain cari info dari Dunia Lain ” ( baca : Dunia maya ). Blog ini terispirasi dengan gemarnya suami saya mengotak ngatik komputer serta ingin berbagi ilmu kepada bunda muda. Tujuan utama lahirnya blog ini memang untuk ” belajar dan belajar ” tetapi terlepas dari itu saya ingin berbagi cerita kepada sesama blogger. Terlahir dengan nama farida yanti, 37 tahun silam. Semenjak lahir dan besar di bandung. putra - putra tercinta Resta arly rustandi dan Raditya farrel rustandi serta Usep rustandi sebagai Pelabuhan hatiku. buat bunda tercinta yang ingin bersilaturahmi dengan saya dapat menghubungi saya di faridayanti75@gmail.com. Salam Blogsphere.
Diberdayakan oleh Blogger.
Arsip Blog
-
▼
2012
(36)
-
▼
Maret
(22)
- Waktu/metode pemasangan IUD
- Keuntungan dan efek samping KB IUD
- IUD removal
- Kumpulan resep sehat untuk bayi dan balita part2
- Kumpulan resep sehat untuk bayi dan balita
- Daftar resep sehat untuk bayi dan balita
- Makanan bayi dan anak sehat
- Mengenal Makanan Bayi Sehat
- Berat Badan Anak
- Kiat Memiliki Anak Sehat (Cara Mendidik Anak Agar ...
- kriteria anak sehat
- IUD (Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi D...
- Cara bicara pada anak
- Tips kesehatan untuk anak
- Antibiotik
- Jadwal Imunisasi Bayi
- Vaksin dan Vaksinasi
- Imunisasi, Investasi Kesehatan Masa Depan
- kilasan singkat IMD
- Manfaat Kontak Kulit Bayi ke Kulit Ibu
- Tahap-tahap dalam Inisiasi Menyusu Dini
- UNICEF: Inisiasi Dini Menyusu Air Susu Ibu
-
▼
Maret
(22)
0 komentar:
Posting Komentar